Rabu, 10 September 2008

Chrome JavaScript VS Microsoft SilverLight




Rival terbesar untuk generasi teknologi web berikutnya, Silverlight, dari Microsoft, adalah JavaScript, bukan Adobe System Flash. “Menurut saya dalam 18 bulan ke depan kita akan melihat 100 hingga 1.000 pertambahan kecepatan yang terjadi di JavaScript. JavaScript sendiri kini telah dipakai oleh Google dalam browser terbarunya, Chrome.”, kata Scott Hanselman, manager program senior Microsoft, beberapa hari setelah peluncuran browser Google Chrome, dimana fiturnya jauh lebih cepat menggunakan teknologi JavaScript.

Jonas Folles, konsultan senior di Cap Gemini, mengatakan bahwa JavaScript dapat menjadi tool untuk mempercepat loading browser Chrome. Menurutnya, kini Google telah merilis browser dengan JavaScript dan JavaVM didalamnya sehingga membuatnya sangat dan sangat cepat. Folles menambahkan, ketika orang berpikir bahwa dirinya telah mencapai batas mengenai semua hal yang bisa dilakukan di browser dengan menggunakan JavaScript, kemudian beberapa penulis JavaScript akan menampilkan masih banyak hal yang bisa dilakukan dalam browser.

Folles mengakui, bahwa dalam akhirnya JavaScript kan menjado competitor yang semakin besar dan dimungkinkan dapat menjadi pesaing berat untuk Silverlight dari Microsoft, daripada Adobe Flash. Sementara manager program Microsoft, Harry Pierson menyatakan bahwa JavaScript adalah bahasa pemrograman yang sudah tua bagi kebanyakan pengembang dan hal tersebut sangat menarik dalam hal pengembangan program ke level yang lebih tinggi dan jika perlu meng-compile-nya ke dalam JavaScript.

Folles menambahkan bahkan jika JavaScript menjadi bahasa yang dominant, namun Silverlight diperkirakan juga akan semakin berkembang, khususnya untuk enterprise yang senang menggunakan aplikasi Web 2.0. Untuk intranet, ketika user mengharapkan pengalaman yang sama, tidaklah mudah untuk membangun aplikasi intranet dalam HTML dan JavaScript, sehingga Silverlight dapat menjadi alternative yang mudah untuk membuatnya, tambahnya.